Selamat Datang Di Komunitas Yalimeck Web BLOG

Minggu, 25 Juli 2010

QUO VADIS IDEALISME MAHASISWA YALIMEK

*) James S Yohame

Sebuah Catatan Untuk Bahan Refleksi agar Introspeksi diri dari sekarang.

Memuncaknya kesadaran masyarakat Yalimek terhadap berbagai penindasan terhadap haknya (selama bernaung dibawa kabupaten lain) , surutnya kepercayaan mereka terhadap wakil mereka yang duduk di gedung parlemen akibat pengkhianatan atas amanat yang diberikan serta ketidakadilan yang menciptakan jurang yang dalam, membuahkan tanda tanya besar atas apatisme mahasiswa Yalimek. Kemanakah peran mahasiwa Yalimek dalam menyuarakan aspirasi masyarakat akar rumput ? sejauh mana idealisme mahasiswa yalimek? yang beberapa waktu yang lalu dengan bangga menyebut dirinya Agent Of Change?

Mahasiswa merupakan salah satu kelompok dalam masyarakat yang dipandang mempunyai tingkat intelektual yang lebih. Hal ini disebabkan mahasiswa merupakan orang- orang yang mendapatkan dan menjalani pendidikan secara lebih mendalam bila dibandingkan dengan siswa sekolah menengah. Selain itu, tidak semua orang dapat menjadi mahasiswa dan menjalani pendidikan di perguruan tinggi. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti biaya yang cukup besar ( mengingat orang tua kita adalah petani tradisional yang tidak mampu memenuhi kebutuhan anaknya yang kuliah) maupun keterpurukan dunia pendidikan dan dunia kerja di Republik ini sehingga memunculkan pandangan banyak sarjana yang menganggur.


Mahasiswa sebagai salah satu kelompok intelektual sebenarnya diharapkan dapat mengaktualisasikan ilmu yang diperolehnya selama menjalani pendidikan di perguruan tinggi itu dalam masyarakat. Meskipun pada kenyataannya, sebagian besar mahasiswa belum mampu untuk menerapkan ilmunya tersebut dalam masyarakat. Bahkan bukannya belum mampu, ada kecenderungan mahasiswa tidak mau membagikan ilmunya untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat. Ilmu yang telah diperolehnya digunakan hanya untuk dirinya sendiri atau sebagai bekal untuk mendapatkan pekerjaan di masa yang akan datang. Asumsinya bahwa dengan ilmu tersebut mahasiswa jangan sampai tidak mendapatkan pekerjaan atau mendapatkan penghasilan yang kurang sesuai dengan pengeluaran untuk biaya perkuliahannya. Secara tersirat tampak adanya kecenderungan pelaksanaan kapitalisme oleh mahasiswa atas ilmu yang diperolehnya. Memang itu adalah hak mahasiswa, namun alangkah baiknya jika ilmunya dapat dibagikan kepada masyarakat sehingga masyarakat merasa terbantu untuk meningkatkan kesejahteraannya. Mungkin untuk sekedar menampik kapitalisme yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut maka digelarlah suatu bentuk kegiatan perkuliahan aplikatif bermerek KKN (Kuliah Kerja Nyata), dengan memobilisasi mahasiswa ke seluruh penjuru daerah hingga ke desa.

Di satu sisi, masyarakat daerah kita (Yalimek), akhir-akhir ini sangat gandrung menyuarakan aspirasinya secara "langsung", demokrasi katanya. Begitu mendengar kata demokrasi, bayangan kita langsung tertuju pada sebuah gambaran masyarakat yang madani, terjamin hak-hak sosialnya, menghargai pendapat orang lain, terjamin hak-hak asasi tiap-tiap warganya, setiap warga mempunyai hak-hak yang sama di depan hukum, serta kehidupan ekonomi daerah yang makmur dan merata.

Kita begitu tergiur untuk menempatkan demokrasi sebagai satu-satunya cara yang paling tepat dalam rangka menata kembali kehidupan bermasyarakat Yalimek bahkan untuk cakupan yang lebih luas berbangsa dan bernegara yang hingga kini memang masih belum menentu arahnya. Demokrasi telah menghinggapi kita walaupun entah demokrasi yang bagaimana yang cocok dengan model budaya Republik ini.

Seharusnya mahasiswa Yalimek memainkan peranan besar dalam rangka membangkitkan kesadaran masyarakat, bahwa kita masih terjajah, bahkan hingga saat ini! Mahasiswa sangat penting peranannya dalam membawa kesadaran yang baru bagi masyarakat Yalimek. Saya sangat setuju bahwa mahasiswa bukanlah seperti seorang pahlawan bertopeng dalam film kartun yang bisa berjuang sendirian dan pasti menang. Keunggulan seorang mahasiswa, menurut saya, justru terdapat pada kemampuannya dalam memberikan percikan api kesadaran dalam gua kungkungan kebekuan masyarakat dalam memahami dirinya yang terjajah bahkan oleh wakil rakyatnya sendiri dan mengajak masyarakat untuk berjuang dalam garis perjuangan yang sama.

Masyarakat Yalimek secara khusus selalu dinamis, selalu akan berkembang dan berubah dari waktu ke waktu bila apa yang saya sebutkan diatas dilakukan. Kita memang harus belajar dari sejarah bahwa suatu masyakarat mempunyai kemungkinan yang sama untuk maju dan berkembang, sama halnya untuk mundur bahkan hancur. Semua masyarakat Yalimek tentu menginginkan kemajuan dan perbaikan.

Keadilan sosial telah menjadi tuntutan setiap anggota masyarakat. Berawal dari tuntutan-tuntutan itulah kemudian memunculkan sebuah cita-cita bersama. Tentu saja, kemunculan cita-cita suatu masyarakat tidak terlepas dari idealisme atau falsafah Republik yang menaungi kita ini yang didalamnya termaktub segala ide-ide kemanusiaan dan kebangsaan Indonesia yang mendasarkan diri pada segala paham agama dan aliran-aliran politik Indonesia yang majemuk (pluralis).

Perjuangan menuju keadilan (banyak hal menjadi alasan untuk masyarakat Yalimek mengklaim untuk diberlakukan secara tidak adil) haruslah berprinsip pada keadilan serta tanggung jawab tiap-tiap warga masyarakat tanpa terkecuali, mulai dari unsur eksekutif, lebih-lebih lagi legislatif yang dengan bangga memproklamirkan mereka adalah wakil rakyat yang setiap pelantikannya menyatakan tugas ini adalah amanat dari rakyat, hingga merambah ke tingkat daerah, kabupaten, kecamatan, desa/kelurahan, RT/RW, bahkan keluarga sebagai basis utama masyarakat. Keadilan dan tanggung jawab tiap-tiap pribadi akan tercermin dalam sikap dan pola tingkah lakunya yang dewasa dan matang, tidak sekedar berani pasang badan. Berbagai kejadian yang terjadi dalam tata pemerintahan kita sekarang ini bukanlah aktualisasi pribadi-pribadi pejabat yang berwibawa, matang dan dewasa. Sebaliknya cenderung terkesan urakan, main menang sendiri, mata uang, melanggar etika serta kekanak-kanakan. Sungguh sebuah lelucon yang tidak lucu, yang tidak pantas dipertontonkan pada anak-anak, yang notabene adalah kader penerus perjuangan pembangunan Yalimek ke depan.

Kebutuhan akan tipe pemerintahan yang baru tumbuh secara konkrit dengan adanya perkembangan tatanan moral dan sosial serta intelektual yang baru. Orientasi dan tindakan politik menjadi cermin bagaimana mahasiswa memahami masyarakatnya.

Karena pranata mahasiswa merupakan gejala pada masyarakat yang telah memiliki kesadaran berorganisasi, dan mahasiswa merupakan golongan yang diberikan kesempatan sosial untuk menikmati kesadaran tersebut, asumsi bahwa mahasiswa mempunyai apresiasi yang tinggi terhadap organisasi mahasiswa adalah absah. Dengan kata lain, mau tidak mau mahasiswa memang harus mulai memperhitungkan peran organisasi mahasiswa dalam gerakannya meskipun tidak ada maksud untuk tidak menghargai gerakan massa rakyat yang spontan. Jangan tahunya mengajak massa dalam jumlah besar untuk kepentingan seorang mahasiswa penindas.

Nilai lebih mahasiswa hanyalah bermakna apabila di dalam diri mahasiswa tersebut dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

  1. Pemahaman terhadap masyarakat beserta problem-problemnya; disini kekuatan analisis tehadap gejala pergolakan hati nurani masyarakat Yalimek sangat dibutuhkan.(Bukankah mahasiswa mempunyai standard dalam metodologi penelitian dan analisisnya?)
  2. Pemihakan terhadap masyarakat Yalimek; tentu saja tidak asal, mahasiswa juga perlu mengkaji lebih jauh masyarakat mana yang membutuhkan mereka untuk berpihak kepadanya, masyarakat kita pun tidak sedikit yang telah diboncengi oleh muatan-muatan politik tertentu. (Terjadi semacam intimidasi).
  3. Kecakapan dalam mengolah massa. Dalam suatu pergerakan tidak hanya pergerakan massa yang jadi kekuatan utama, tapi segi intelektual yang berada dipergerakan massa juga mengambil peran yang cukup dominan.

Ketiga hal di atas pada prinsipnya mencerminkan :

  1. Tujuan dan orientasi gerakan mahasiswa.
  2. Metodologi gerakan mahasiswa.
  3. Strukturalisasi sumber daya manusia, logistik dan financial( bila diperlukan).
  4. Program gerakan mahasiswa yang strategik-taktik

Perjuangan mahasiswa terhadap isu-isu besar jangan berhenti, tentu dengan selalu mengingat bahwa isu besar bagi mahasiswa haruslah menjadi permasalahan yang besar bagi masyarakat sebagai people power yang paling berpotensi merubah tatanan sekaligus mengkritisinya. Dengan demikian kepedulian mahasiswa yalimek terhadap permasalahan masyarakat akar rumput adalah permasalahan utama untuk menyelami akar kekuatan dari pohon besar yang bisa disebut negara lewat kaki tangan setianya pemerintah kabupaten (PEMDA). Pelajarilah akarnya, baru kita tahu apakah pohon ini masih akan hidup dan jaya ataukah segera tumbang karena kebusukan yang disebabkan metabolisme yang tidak merata?

Menurut saya, gerakan mahasiswa tidaklah terbatas pada faktor politis saja sebab inti perjuangannya adalah mencetuskan kesadaran baru pada masyarakat yang tertindas, yang hak - haknya diabaikan, masyarakat yang termarjinalkan oleh hukum dan kekuasaan/ kepentingan segelintir orang, oleh siapa saja, kapanpun dan dimanapun. Mahasiswa selalu ditantang untuk memberikan pencerahan batin bagi siapa saja yang menghendaki keadilan bagi masyarakat. Tanpa pandang bulu, meski harus dibekali dengan pemikiran kritis dan tajam. Yang harus diperhatikan, apakah masyarakat sudah sadar? Lebih dari itu ketajaman berpikir juga perlu selalu diasah, sehingga ketika mendapat kucuran dana segar dengan nilai berjuta, organisasi mahasiswa terlena lupa fungsinya di masyarakat, jadilah dana segar itu sebagai uang tutup mulut. Lantas benarkah mahasiswa kini cuek, apatis dan impoten?

Tulisan ini saya tidak bermaksud menyinggung perasaan siapa2 selain sebagai bahan refleksi. Kalau merasa tersinggung, silahkan anda pikirkan, apa yang anda lakukan untuk masyarakat akar rumput? hanya berdiam diri, dan jadi penindas? Pergi ke kampus dan pulang terima teori2 tidak akan menjadikan dirimu manusia yang utuh kalau tidak melihat dan merasakan apa yang dirasakan masyarakat akar rumput. Idealisme seorang mahasiswa harus ditujukan tanpa ada kepentingan sekelompok orang yang menjadi perhatian daerah, tentukan pilihan saat ini dan jangan jadi penindas lagi kawan. sudah cukup masyarakat disana menangis dan bersedih. mau sekarang atau tidak untuk selamanya.

"Sekali Yalimek Tetap Yalimek"

*) Penulis adalah seorang Gelandangan asal Yalimek, penghuni tetap jalur bebas hambatan.


Template by : Yalimeck jamaica-rastuna.blogspot.com